1. Lahirnya ke dunia
Cucuran keringat membasahi pelipis seorang perempuan yang sedang
mempertaruhkan nyawanya sendiri. Sosok perempuan yang kuat , baik , tangguh ,
dan sangat berarti bagiku di dunia ini. Ia adalah mamaku yang sedang berusaha
melahirkanku kedunia ini bersama kembaranku. Sejujurnya mamaku sendiri tidak
menyangka kalau ia mengandung anak kembar , dan pada saat aku lahir bersama
kembaranku sendiri itu merupakan pengalaman yang tidak bisa dijelaskan oleh
kedua orang tuaku. Rasa syukur , senang , terkejut , dan terharu. Mama dan
ayahku memberi nama anak kembarnya yang bernama Aran dan Ara , abangku lebih
dulu lahir kedunia daripada aku yang berselisih waktu 30 menit. Memiliki anak
kembar juga tidak mudah untuk merawat nya , oleh karena itu aku dan abangku
juga memiliki mama angkat untuk merawatku. Karena aku sendiri juga memiliki
seorang kakak permepuan yang duduk dibangku sd pada saat diriku dan kembaranku
waktu kecil , terlebih lagi aku yang sedikit nakal dan susah diatur daripada
kembaranku sendiri yaitu Aran. Meski saudara kembar , kami memiliki banyak
perbedaan baik dalam sifat ataupun fisik. Dalam sifat Aran lebih cuek , kalem , pemalu. Berbanding
kebalik samaku , Ara memiliki sifat yang cerewet , berani , dan pembangkang.
Meski kami memiliki banyak perbedaan dan kembar yang non indentik , bukan
berati kami tidak dekat dan kompak. Kami selalu berdua kemanapun datri , main ,
shalat ke mesjid , makan , tidur , dan bahkan terkadang mandi bersama waktu
kecil.
Memiliki saudara kembar itu hal yang tidak terpikir dalam hidupku
sendiri , dan setelah mengalaminya itu terasa menyenangkan dan seru. Dimana
Aran bisa menjadi sosok abang dan teman bersamaan dalam 1 tubuh. Aran dan Ara
selalu main bersama , oleh sebab itu kami memiliki banyak teman karena teman
Aran adalah temanku juga dan temanku adalah teman Aran. Kami selalu suka
bermain keluar rumah bersama temen - teman yang lain. Main petak umpat , main
sepedaan , dan yang terakhir main kejar- kejaran yang membuat mama dan ayahku marah.
Pada saat aku main kejar- kejaran Ara sering terjatuh , hingga kakinya berdarah
dan nangis. Dan mamaku akan mengobati lukaku dan marah " adek itu permpuan
gak sama kayak abang Aran yang laki - laki untuk main kejar - kejaran , Makanya
adek sering jatuh." Sambil menghapus air mataku yang bekas nangis tadi
karena jatuh. Dan mamaku juga menasihati abangku " abang kalau main sama
adek harus dijaga , ini bukan sekali Ara jatuh. Tapi udah 3 kalinya , dan kalau
emang mau main bersama harus diliat kondisi mainnya , memungkinkan gak untuk
adek main, paham?" Dengan suara yang lembut tapi tegas. " paham ma ,
abang minta maaf karena gak bisa jaga adik. Untuk kedepannya abang bakal lebih
hati - hati lagi kalau main sama adek" jawab Aran. Dan setelah kejadian
itu Aran memang membuktikan omongan nya kepada mama untuk menjaga Ara kalau
lagi bermain bersama. Karena Aran sendiri suka bermain keluar jika ada Ara ,
begitu pula sebaliknya.
Pada suatu
siang di ruang tengah ada mama yang sedang menyetrika baju , Aku dan abangku
yang sedang main tablet. Namun abangku yang selalu main bukan aku , padahal
ayah membelikan tablet itu untuk kami mainin bersama , karena kami tidak boleh
di beliin handphone sebab usia kami yang masih kecil tapi Aran malah keasikan
main sendiri yang membuatku jenuh dan jengkel. Terlintas dibenak Ara untuk
menjahili Aran yang sedang bermain tablet itu. Aku mengambil mainan kucing dan
menggerakan nya di belakang punggung Aran agar kucing ku melompat di sana ,
namun malah salah sasaran. Bukan di punggung melainkan di kepala Aran yang
membuat dia terkejut dan tablet yang di peganng nya jatuh dari tangan dan
membuat dia marah. Aran yang marah karena mainnya di ganggu dan membuat ia
kalah dalam permainannya di tablet tersebut , dan tanpa sengaja ia menyenggol
strika yang ada di dekat sana dan mengenai tangan Ara dan ia langsung bertiriak
dan menangis " aaa mama.....!" Jeritku dengan menangis. Aran yang
mendegar itu terkejut dan langsung mengambil setrika yang mengenai telapak
tangan Ara dengan penik , karena ia tidak tahu kalau setrika itu mengenai
tangan Ara. Mamaku langsung berlari menghampiriku di ruang tengah , karena
mamaku tadi sempat ke kamar mandi. " Ini kenapa adek nangis sama teriak -
teriak , mama kaget dengarnya?" Sambil mendekati kami berdua. " Tangan
Ara tadi kena strika " bukan Ara yang menjawab melainkan Aran. Mama yang
mendegar itu kaget dan langsung mengambil tanganku "kok bisa kena strika
ya ampun ...?" Jawab mamaku sambil mengobati tanganku yang memerah.
"Abang tadi gak sengaja kesenggol stirka karena marah, dan ini juga salah
abang yang terlalu emosi dan gak tau kalau strika nya malah kena Ara"
sambil menunduk bersalah. "Adek juga salah ma , kalau saja adek gak jahil
ke abang pasti hal ini gak mungkin bakal terjadi" Jawab Ara yang dari tadi
diam. Mamapun menasihati mereka dan menyita tablet selama 1 bulan , karena
pemicu masalah ini pasti karena tablet dan itu memeng benar adanya. Setelah
kejaidan itu Aran lebih hati - hati lagi dan mengontrol emosi nya karena ia
takut hal itu terulang lagi dan dapat menyakiti Ara atau saudara kembarnya
sendiri.
Pada malam hari Ara bertanya pada mama yang baring di samping
nya." Ma kenapa ayah gak di panggil papa , kan cocok papa dan mama
daripada ayah dan mama?" Tanya Ara sambil mengedot botol susu. Mama yang
mendengar pertanyaan itupun tertawa , karena lucu dengan pertanyaan yang
dilontarka oleh anak bungsunya itu. "Karena waktu dulu kakak gak bisa
ngomong papa , cuman bisa ayah , makanya jadi ayah dan mama" jawab mama
sambil menggosokan punggungku agar aku tertidur. Bukannya tidur Ara malah balik
bertanya " kenapa gak bisa Adek aja bisa bilang papa?, padahalkan bilang
papa lebih mudah dari pada bilang ayah ya,? Ya gak sih mah?". Mama hanya
bisa menggeleng tidak percaya megapa Ara sangat cerewet , berbeda sekali sama
Aran Dan kakaknya , mungkin ikut sifat ku dulu , pikir mama dalam batin.
Melihat mama yang malah bengong dan diam , Ara memeganng tangan mama nya "
Ma ini adek nanyaloh , kok mama malah diam dan melamun" cerocos Ara.
"Sudah - sudah kamu ini cerewet banget , ini udah malam tidur lagi besok
mau sekolah , entar bangunnya telat" jawab mama sambil menggosok
punggunggku. Akupun akhirnya tidur karena perintah oleh mamaku.
Kesokan pagi , Aran dan Ara sedang sarapan. "Adek makannya
harus banyak biar di sekolahan gak lapar dan lemas" perintah mama sambil
menyuapi kedua anak kembar itu. "Entarkan adek bisa jajan kalau lapar ma,
di sana banyak banget yang jualan makanan" jawab Ara sambil menguyah
makanan yang diusapin oleh mamanya. "Tapi kalau adek sering makan -
makanan itu entar sakit perut karena itu gak sehat jika sering di makan dan di
konsumsi" jelas mama sambil menyuapi Aran juga. "Tapi enak banget ma
makanannya , apalagi es krim nya ...." Ara bicara sambil
membayangkannnya." Entar kalau adek sering makan begituan mau jatuh sakit?
, entar kalau udah sakit mau masuk rumah sakit dan di suntik sama doktet?"
Tanya mama sambil menakuti Ara. Ara yang mendengar itupun menggeleng , karena
jujur ia paling takut jika di suntik dan males minum obat karena pahit. "Makanya
kalau dilarang sama mama itu nurut aja , lagian apa yang dibilang sama mama itu
memang benar semua" suara Aran yang dari tadi hanya menyimak obrolan mama
dan Ara. "Yaudah iya , adek bakal kurangin makan - makanan yang gak sehat
dan es krim. Tapi kalau sesekali bolehkan ma?" Tanya Ara sambil memohon ,
karena Ara sangat menyukai es krim dan gak sangup bila ia hidup tanpa es krim.
"Boleh tapi ingat hanya boleh sesekali" tegas mama. Ara yang
mendengar itupun mengangguk dan senang.
Setelah sarapan ayahpun mengantarkan mereka ke tk. "Entar
jangan nakal di sini , dengarin apa kata guru dan Abang jagain adek" tegas
ayah kepada kedua anak kembarnya. "Iya yah" jawab mereka kompak
sambil menyalami tangan ayah. Setelah itu merekapun masuk ke playgroup tersebut.
Tak berlangsung lama merekapun sudah waktu jam pulang , karena meraka masih
sekolah playgroup jadi waktu sekolah nya juga sebentar. Sambil menunggu mama
menjemput , Arapun mengajak Aran untuk menemaninya untuk membeli es krim.
"Kan kemarin udah makan es krim , entar sakit dan mama bakal marah"
nasihat Aran. Namun Ara yang keras kepala tetap lah Ara. "Gak papa bang ,
kan adek makannya gak banyak - banyak dan entar abang jangan kasih tahu mama
ya.... plis"mohon Ara kepada Aran. Aran hanya bisa pasrah karena adiknya
ini memang sangat keras dan kepala batu. Akhirnya Arapun beli es krim tanpa
sepegetahuan mama nya.
Beberapa hari kemudian ada yang berbeda dengan Ara , dimana ia
jadi sedikit makan. "Adek kenapa dikit makannnya akhir - akhir ini?"
Tanya mamaku. Ara terdiam beberapa saat , ia bingung apakah harus jujur atau
tidak. "Adek lagi sakit gigi
ma" jawab Ara. Mama yang mendengar itu bertanya kembali "kok tumben
adek sakit gigi , adek memangnya makan apa sanpai sakit gigi mendadak
begini?" Penasaran mamaku. Aku hanya terdiam bibir ini rasa nya kilu untuk
bersuara. "Adek kemarin makan es krim dan banyak coklat beberapa hari yang
lalu ma". Ara kaget pasalnya bukan ia yang bersuara dan ternyata ada Aran
yang menghampiri mereka dan berkata tersebut. Mama yang mendengar itupun tidak
terlalu kaget , karena ia tahu bahwa Ara paling susah untuk menahan pantang
makan terlebih lagi jika menyangkut es krim. Ara yang melihat mama tidak
bersuara setelah itu ia merasa takut kalau mama nya akan marah besar , karena
tidak jujur. "Maafin adek ya ma , soalnya kemarin pas mama sedikit lambat
jemput adek di tk cuaca lagi panas dan
adek jadi kepingin makan es krim. Dan soal coklat adek gak terlalu banyak
makannya tapi adek lupa sikat gig sebelum tidur" jelas Ara degan kepala
menunduk. Hening beberapa saat , sampai akhirnya mama bersuara "yaudah
lain kali jangan diulangi, coba mama liat giginya" tegas mama. Aku
akhirnya mendekat dan membuka mulutku kepada mamaku agar bisa melihat kondisi
gigiku. Pada saat mamaku lihat gigiku , ada gigiku yang ternyata ada yang
goyang dan mau copot. "Besok kita ke dokter gigi , ternyata gigi adek ada
yang mau copot" kata mamaku. Aku yang mendegar tersebut diam beberapa
saat. Aran yang melihat ketrerdiaman Arapun angkat bicara. "Gak papa gak
sakit copot gigi, dari pada gigi adek sakit terus" Aran mencoba
menenangkan Ara dan membujuknya , karena ia tahu kalau Ara tidak hanya takut
pada suntik tetapi pergi ke dokter gigi. Akhirnya tanpa fikir panjang aku
mengiyakan dan setuju untuk pergi ke dokter gigi. Sejujurnya ia juga tdiak
tahan dengan sakit pada gigi tersebut.
Besoknya diruangan dokter gigi , Tidak berlangsung lama gigi Arapun sudah copot.
"Nah gigi nya sudah copot , tetapi ada satu gigi yang tumbuh sedikit naik
atau di atas gusi." Kata dokter tersebut. Mama yang mendengarpun bertanya
pada dokter "terus apa yang harus dilakukan terhadap anak gigi yang tumbuh
di atas gusi tersebut dok?, apakah akan berdampak buruk ?" Tanya mamaku.
Dokterpun kembali menjelaskan " tidak kok bu , jika dibiarkan palingan
entar pas tumbuh gigi Ara akan sedikit naik , jika di copot sekarang juga bisa
tapi kita harus suntik gusi dengat dengan gigi tersebut." Jelas dokter
gigi. Ara yang dari tadi hanya menyimak langsung mengangkat suara pada saat mendengar kata
suntik , terlebih lagi di suntik di gusi. Ara tidak bisa membayangkan rasa
sakitnya gimana , walaupun ia tahu kalau itu sedikit lebay. "Adek gak mau
copot ma , lagian kata dokter juga gak ada efek samping yang membahayakan.
Iyakan dok" mohon Ara pada dokter dan mamanya. "Iya , gak ada efek
samping yang membahayakan dan jika Ara gak mau di copot juga tidak apa -
apa"kata dokter sambil tersenyum. Mama yang melihat itupun hanya bisa
pasrah karena ia tahu , bahwa jika dipaksakanpun Ara pasti tidak akan mau tetapi
akan menangis. Setelah itu aku dan mamaku pulang kerumah.
Sesampai nya dirumah aku langsung berlari ke kamar untuk bercermin
, untuk melihat gigi ku yang sudah di copot. Setelah melihat gigiku , aku
menghampiri abangku yaitu Aran dan menceritakan tentang gigiku. Aran yang
mendengar cerita tersebut hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala , karena ia
bingung kenapa Ara sangat takut pada suntik , padahal rasanya hanya seperti di
gigit semut. "Itu aja takut , kenapa gak di copot aja sekalian" ejek
Aran sambil tertawa. Ara yang melihat itupun hanya bisa memasamkan wajah karena
ia tahu , setiap ceritakan soal suntikan pasti Aran akan mengejek ia.
"Lagian ini beda bang, kali ini di suntik di gusi bukan di kuli tangan
pasti sakit banget" jelas Ara. Aran yang mendengarpun kembali bersuara
" emang adek udah pernah ngerasainnya gimana , bukan nya ini baru pertama
kali?" Bingung Aran. Arapun menjelskan "jadi bang pernah dulu adek
pernah ke rumah sakit sama ayah dan kakak , nah kakak ini ternyata mau copot
gigi , jadi adek tunggu di luar sama ayah. Pas kakak keluar mata nya merah dan
berair berati habis nagis. Terus adek tanya kok nagis di copot gigi, terus kaka
jawab kalau pas di suntik di gusi nya itu yang sedikit sakit soalnya itu
pertama kali kakak suntik di gigi. Nah dari situ adek tahu kalau pasti sakit
kakak aja sempat nangis apalagi adek" jelas Ara panjang kali lebar. Aran
yang mendengar penjelasan itupun hanya bisa menggeleng - gelengkan kepala saja
dan tidak mau melanjutkan nya. Karena berdebat sama Ara tidak akan pernah
selesai sebelum Ara yang menang.
Keesokan nya di mana hari minggu Ara dan Aran berencana untuk
bermain ke rumah kawannya Aran. Setelah sarapan mereka berduapun menuju ke
rumah kawannya Aran yang bernama Fajar. Rumah Fajar tidak terlalu jauh dengan
Rumah Aran Dan Ara , jadi mereka berjalan kaki bersama menuju rumah tetsebut.
Sesampai di sana merekapun bermain dan menonton film kartun bersama fajar.
Sangking keasikan menonton Aran dan Ara
lupa waktu kalau jam menunjukan pukul 1 siang. Dimana artinya mereka lupa
melaksanakan kewajiban mereka yaitu shalat zuhur. Terlebih lagi Aran yang
memang di suruh melaksanakan shalat di masjid. Ayah merekapun menjemput Aran
dan Ara ke rumah Fajar dan menyuruh mereka untuk pulang ke rumah. Aran dan Ara
berjalan menuju rumah mereka dengan takut akan ayah mereka marah besar. Karena
dari raut wajah ayah saja sudah terbaca kalau akan memarahi kami berdua. Di
mana ayah akan sangat marah jika kami lalai dalam megerjakan ibadah shalat dan
memang benar adanya.
Sesampainya di rumah kami berduapun tidak berani masuk dan hanya
berdiri di depan pintu dalam keadaan cemas. "Bang , gimana nih... ayah
keliatannya marah banget." Cemas Ara. "Ya pasti marahlah itu memang
salah kita karena lalai dengan waktu shalat , jadi kita harus terima konsekuensinya"
jawab Aran berusaha menenangkan Ara yang sedang takut. Tak lama setelah itu
mama merekapun muncul dan menyuruh mereka berdua untuk masuk , Aran dan Ara
menurut. "Tadi ayah hampir mau pecut kalian dengan ikat pinggangnya ,
kalian tahu" beritahu mama sambil menatap ke anak kembarnya. Mereka yang
mendengarnya pun kaget terutama Ara. "Apa segitu marah nya ayah sampai
tega memecut anak nya sendiri ma?" Tanya Ara dengan suara yang pelan.
"Kalian tahu kenapa ayah bisa sampai marah begitu" tanya mama lagi.
"Karena kami lalai dengan waktu shalat" kali ini Aran yang menjawab.
"Kalau begitu tahu jadi siapa yang salah di sini?" Tanya mama lagi
dengan lembut. Mereka pun mengangguk dan mengakui kesalah mereka , mama yang
melihat anak kembarnya sudah tahu kesalahan mereka dan mengakuinyapun berkata
"lain kali kalau mau main itu ingat waktu , mama gak ngelarang kalian
untuk main tapi tahu batasan waktunya , terlebih lagi jika waktu shalat sudah
tiba langsung pergi ke masjid dan melaksanakan shalat , paham" nasihat
mama kepada Aran dan Ara. Mereka mengangguk paham. "Ma ayah masih marah
gak sama kita , atau mau pecut kita?" Tanya Ara dengan takut. Mama
menggeleng "sudah gak lagi , tadi mama sudah bicara sama ayah dan bilang
supaya beri kalian kesempatan lagi untuk tidak mengulangi kesalah yang
sama" kata mama sambil tersenyum. Aran dan Ara akhirnya bernapas lega dan
tidak cemas seperti tadi. "Fiuh... alhamdulillah adek takut banget tadi ma
, di tambah wajah ayah yang marah" bayang Ara. Mama hanya menggeleng tidak
percaya dengan celoteh anak bungsunya itu. "Lebay kayak gak tahu aja ayah
marah gimanan dek , liat abang aja gak takut kayak adek" jawab mama. Ara
yang mendengar itupun tidak terima bahwa hanya dirinya yang takut. Karena ia
yakin kalau abang nya itu juga merasa hal yang sama dengan nya. "Mana ada
abang gak taku. Orang dia juga takut ma di tambah tangan nya udah dingin
tuh" bela Ara. Aran yang di bicarakan pun ikut bersuara tidka terima
karena adiknya itu memutar balikan fakta "mana ada tangan abang dingin ,
adek aja yang gak bisa bedain mana yang dingin dan panas" batahnya. Mama
yang melihat Ara akan bicara , langsung memotong dan melerai mereka , karena
jika tidak perdebatan yang sepele ini akan terus berlanjut dan tidak akan ada
hentinya.
Dari kejadian hari itu Aran dan Ara jadi belajar dari kesalahan
mereka dan janji tidak mengulanginya , serta tidak akan lalai dengan waktu
terlebih dalam menjalankan kewajjban kita sebagai seorang muslim untuk
melaksanakan ibadah shalat.
2. Hilang...
Hari ini adalah hari mamaku akan pergi ke pasar. Rencana nya mama
akan pergi sendir tetapi , Ara yang kepingin ikut ke pasar agar bisa jalan -
jalan ke luar. Mama awalnya menolak namun bukan Ara yang tidak keras kepala dan
susah diatur yang membuat ia pergi dan tentunya Aran akan ikut karena katanya
ayah akan pergi ke mall untuk melihat suatu barang yang tempat nya di dekat
pasar yang akan mama kunjungi.
Sesampai mengantar mama ke pasar , mama menitipkan Aran dan Ara
kepada ayah , karena akan repot mengajak anak kembar tersebut ke dalam pasar
dengan keadaan pasar yang sangat ramai , terlebih lagi Ara yang sangat lasak.
Jadi lebih memungkinkan untuk anak kembar tersebut untuk pergi ke mall bersama
ayah. Aran , Ara dan ayahpun pergi ke mall dan memasukinya. Setibanya di sana
"Yah , ini kita mau liat barang apa?" Tanya Ara pada Ayahnya. Ayahpun
menjawab " Ayah mau lihat - lihat televisi". Setelah menjawab
pertanyaan dari anak bungsunya itu ayah langsung mengajak mereka melihat
televisi yang ada di lantai 2. Setibanya di tempat televisi merekapun meliahat
- lihatnya. Sangking terlalu fokus melihat tv Ayah dan Aran tidak tahu bahwa
Ara sudah tidak ada lagi bersama mereka.
Di sisi lain Ara yang tidak melihat sosok ayah dan Aranpun panik
dan kebingungan. Karena ternyata ia sudah berada di lantai 1. Ara semakin panik
dan ia langsung keluar dari mall tersebut dan menuju tempat parkiran , ia fikir
mungkin ayah dan Aran menunggunya di motor. Namun hal tersebut salah dimana
ia masih tidak dapat menemukan ayah dan
Aran. Ia pun mulai menangis dan kembali memasuki mall tersebut untuk mencari
mereka. Salah satu karyawan yang melihat Ara menangis dan tidak tahu arah
tujuan pun menghampirinya " Adek kenapa nangis?" Tanya karyawan
tersebut dengan lembut. "Ayah sama abang gak tau di mana" jawab Ara
sambil menangis. "Tadi terakhir kali di mana?" Tanya karyawan
tersebut berusaha untuk menemukan ayahnya. "Di tempat televisi , tapi Ara
gak tau di mana tempatnya" jawab Ara yang masih sesegukan. Akhirnya karyawan
tersebut menghantarkan Ara ke tempat televisi dan memcari ayahnya. Ayah dan
Aran juga mencari Ara karene mereka baru sadar kalau Ara sudah tidak ada di
sini lagi dan syukurnya mereka menemukan Ara bersama karyawan yang menghampiri
mereka.
Ara langsung memeluk ayah nya dan menangis sejadi - jadinya.
"Tadi anaknya saya temukan di lantai 1 dan mondar - mandir sambil nangis ,
makanya saya tanya dan ternyata kehilangan ayah nya" jelas karyawan
tersebut. "Oh ya makasih ya , tadi saya gak sadar kalau dia sudah gak ada
di sini , sekali lagi makasih banyak ya" kata ayahku kepada karyawan
tersebut. Karyawan tersebut mengangguk dan pergi. "Maaffin ayaj ya dek ,
tadi keasikan liat telivisi dan gak merhatiin kamu" kata ayah ku .
"Abang juga minta maaf ya dek" sahut abang ku juga kepada ku. Ara
sudah berhenti nangis dan menjawab " iya yah , adek juga minta maaf karena
lasak dan bikin khawatir Ayah dan abang". Setelahnya mereka pun keluar
dari mall dan pergi ke pasar untuk menjemput mama.
Setibanya di
rumah , mama menanyakan gimana tadi di mall ke padaku dan Aran.
"Tadi di
mall ngapain aja sama ayah?" Tanya mama penasaran. Aku dan Aran terdiam
karena mama gak tau kalau tadi di mall Ara sempat hilang , mereka bingunga
harus jujrukah atau tidak. Melihat Ara yang diam dan seperti tidak mau menjawab
mau tidak mau Aran yang akan menjelaskan kejadian tersebut kepada mama.
"Jadi ma tadi abang sama ayah lagi lihat - lihat televisi sangking fokus
terhadap televisi jadi gak tahu kalau ara sudah tidak adalagi di situ."
Mama yang mendengarpun tidak terlalu terkejut dan menanti apa kelanjutan yang
akan di ceritakan oleh anak kembarnya itu. "Terus adek sudah ada di lantai
1 , sedangkan abang sama ayah ada di lantai 2. Untungnya ada karyawan di sana
yang bawa adek ke lantai 2 dan menghampiri abang dan ayah , gitu ceritanya
ma" jelas Aran yang panjang bercerita. Mama melihat ke ara dan
berkata" kok bisa adek di lantai 1 sedangkan abang sama ayah aja di lantai
2?" Tanya mama kepada ara. "Tadi ada orang yang mirip sama ayah ,
warna baju nya juga sama terus adek ikutin orang itu ma , tetapi ternyata adek
salah orang" jawab ara sambil nyegir. Mamapun menasihat ara agar lain kali
hati - hati , Aran yang penasaran karena dari raut ekspresi wajah mama tidak
ada raut terkejut.
Tanpa
menungggu aranpun menanyakan hal tersebut kepada mama. "Kok mama gak kaget
pas dengar cerita kalau adek sempat hilang di mall?"tanya Aran akhirnya.
Mama yang mendengar pertanyaan dari purta nya itupun menceritakan cerita yang
panjang. Dimana waktu mama dan Ara di padang untuk nemenin nenek untuk berobat
di rumah sakit padang , waktu itu Aran , kakak dan ayah tidak ikut dan hanya
Ara yang ikut sama mama karena Ara tidak bisa pisah sama mamanya. Dan pada saat
mama ada di ruangan dokter bersama nenek , ara menunggu di luar karena umurnya
masih kecil dan tidak di perbolehkan masuk. Tak lama pada saat mama dan nenek
keluar Ara tidak ada. Mama berusaha mencari Ara namun sangat susah karena rumah
sakit itu sendiri sangat besar dan ramai orang. Tetapi untung nya Ara di
temukan sama saudara mamaku atau bisa dibilang pamanku yang juga ikut ke padang
bersamaku dan mama. Aran yang mendengar
cerita tersebut akhirnya mengerti kenapa mamanya itu tidak kaget dengan
kejadian ara di mall hari ini. Karena ini bukan pertama kali adik nya itu
hilang , tetapi kedua kalinya. Ia heran mengapa bisa kembaran nya itu bisa
sangat lasak sampai bisa hilang dua kali. Ara yang mendengar cerita dari
mamanya tersebut hanya bisa cengengesan , ia juga tidak tahu kenapa dirinya ini
sangat lasak , dan pada saat kejadian di padang. Sejujurnya ia merasa bosan
menunggu mama dan neneknya itu , akhirnya ia memutuskan untuk berjalan ke taman
yang memang ada di rumah sakit tersebut. Dan pada saat ia ingin pergi ke tempat
ruangan mamanya tersebut ia lupa jalan menuju ke ruangan nya , makanyq ia
kesasar. Setelah bercerita panjang lebar
tenteang hilangnya Ara hari ini , Ara sendiri menutuskan untuk tidak akan lasak
lagi jika pergi ke suatu tempat , karena ia sendiri takut akan hilang dan
kesasar serta tidak akan membuat keluarganya itu khawatir.
Kejadian hilang ini tidak hanya Ara yang
pernah ngalami , tapi saudara kembarnya juga pernah mengalami hal yang sama.
Dimana Aran berusia 4 tahun waktu itu. Pada saat itu waktu keluargaku pergi
belanja bulanan di mall bersama - sama , ada ayah , mama , kakak , Aran dan
Aku. Keadaan di mall saat itu sangat ramai karena hari weekend yaitu hari
minggu. Aku digendong oleh ayahku , Aran dipegang sama kakakku , sedangkan mama
sedang memilih - milih barang yang akan di beli. Setelah memiih barang yang
akan di beli , kami menuju kasir untuk di bayar. Namun Kakak tiba - tiba
berkata kalau Aran sudah tidak ada lagi di sini , aku , mama , dan ayah kaget
mendengar hal tersebut sekaligus panik karena takut apa yang terjadi pada Aran
di tambah keadaan mall yang sangat ramai dan padat.
"Kok bisa
, tadikan Aran mama titip sama kamu kak?" Tanya mamaku yang udah mulai
panik.
"Ya tadi
sama kakak , terus Aran bilang dia capek berdiri dan mau duduk , akhirnya kakak
ajak duduk di tempat duduk yang dekat dengan tempat belanjaan mama tadi. Tapi
pas kita mau menuju kasir , kakak yang ngerasa kok Aran gak bicara dari tadipun
membuat kakak menoleh kebelakang dan ternyata Aran sudah tidak ada lagi."
Jelas kakak kepada mama dengan bersalah dan panik , karena hal ini terjadi ulahnya
yang lalai dalam menjaga adiknya sendiri. Aku hanya diam karena bingung mau
bicara apa.
"Sudahlah
, lebih baik kita sekarang cari Aran daripada debat yang tidak akan membuat
Aran ketemu dan hanya akan buang - buang waktu" jelas ayah yang dari tadi
hanya menyimak percakapan dari anak dan istrinya itu. Tanpa menunggu lamai lagi
merekapun langsung berusaha mencari Aran yang hilang di mall ini.
Tal berselang
waktu lama pada saat mencari Aran , ada sebuah pengumuman yang membuat mereka
semua bernapas lega. Dimana di pengumuman tersebut memberitahukan bahwa ada
anak kecil yang hilang dan nyasar yang ingin ketemu sama keluarganya. Mama
yakin kalau pasti anak kecil itu adalah Aran , ditambah dijelaskan kalau anak
kecil itu anak laki - laki berusia sekitar 4-5 tahun dan mengenakan baju merah
dan celana hitam dan pas sekali sama pakaian Aran hari ini.
Mama , ayah ,
kakak , dan aku langsung pergi ke lantai 1 untuk bertemu Aran. Sesampai di sana
Mama langsung memeluk Aran satu -
satunya anak laki - laki yang ia miliki. "Abang gak papakan , ?"
Tanya mama sambil melepas pelukannya dan menatap Aran. "Gak papa ma , ni
buktinya mama bisa liat abang" jawab Aran untuk menenanggkan mamanya itu
yang keliatan panik. "Sykurlah kalau abang gak kenapa - kenapa" jawab
Ayah. "Maaffin kakak ya bang karena lalai jagain abang dan membuat hal ini
terjadi" kata kakak kepada Aran.
"Gak papa
ka, ini juga bukan salah kakak sepenuhnya , karena tadi abang yang ninggalin
kakak pas lagi mau menuju kasir untuk melihat ada pertunjukan yang lagi di
adakan di mall ini , tapi pas abang mau menuju kasie sudah gak ada lagi kakak
dan yang lain. Terus abang tunggu kok gak masih gak ada , akhirnya abang tanya
sama salah satu mba karyawan di sana dan bilang kalau abang nyasar dan hilang
sama keluarga , makanya ada pengumuman agar lebih mudah ketemunya dan mama sama
ayah akan tahu" jelas Aran yang sangat panjang lebar. "Lain kali
kalau mau pergi ke manapun bilang , biar yang lain tahu dan gak khawatir sama
abang" kata mama yang tegas dan langsung di iyakan sama Aran.
"Nah kan
abang sudah ketumu nih dan gak kenapa - kenapa , gimana kalau kita makan di mall ini , karena makanan yang ada di mall
ini enak - enak" suara Ara yang akhirnya muncul dan biaca tanpa rasa
bersalah.
"Emang
enak makanan disini tapi yang lebih tepat adek tu lapar" jelas kakaku. Ara
hanya cengengesan dan tak lupa ia juga mengiyakan nya. Mama , ayah dan Aran
yang melihat itu menggeleng - gelengkan kepalanya karena heran dan lucu melihat
sifat Ara ini.
Setelahnya
merekapun menuju tempat makan , karena Ara yang sudah sangat lapar katanya.
Cerita ini mungkin sudah lupa sama Aran dan Ara karena kejadian ini terjadi 2
tahun yang lalu pada saat mereka unur 4 tahun sedangkan sekarang mereka berusia
6 tahun , dan jikalau Ara ingat cerita
ini mungkin ia akan mengungkitnya kepada Aran untuk membela dirinya. Tapi tidak
dengan mama yang ingat cerita itu , dan ini juga yang menbuat mama juga gak
kaget kalau ara akan hilang. Mama sengaja tidak membeti tahu cerita ini akan
terjadi perdebatan antara kedua anak kembar kesayangannya itu , oleh sebab itu
mama lebih memilih diam saja.
3. OPERASI!!
Saat ini
Ayahku lagi ronsgen untuk operasi
amandel besok. Bukan hanya ayahku aja yang mengalami amandel , tetapi Aku ,
Aran dan Kakakku juga. Tidak dengan mama karena mamaku gak terlalu suka makan
es krim yang di mana itu merupakan pemicu radang amandel jika sering makan es
krim dan makan - makanan yang kurang sehat seprti ciki - ciki atau yang biasa
di sebut snack. Karena terlalu sering radang amandel dan itu akan sangat
menderita karena akan gampang jatuh sakit jika sekali makan ciki akan batuk ,
jika makan es krim akan flu dan demam , oleh sebab itu mama memutuskan untuk
melakukan operasi. Setelah melakukan rontgen , dokter bilang kalau besok ayahku
sudah bisa operasi amandel , karena kondisi ayahku yang sehat dan tidak ada
catatan riwatat penyakit.
Paginya aku ,
Aran , dan mamaku sedang menunggu ayah yang sedang melakukan operasi amandel di
luar ruangan operasi. Menunggu cukup lama akhirnya ayah sudah selesai operasi
dan sedang di bawa menuju ruang kamar. Aran dan Ara sedang memperhatikan ayah
yang sedang tertidur setelah operasi. "Ma kok ayah dari tadi gak bangun -
bangun?" Tanya Ara sambil masih memperhatikan ayah yang masih setia
menutup mata. "Itu karena pengaruh obat bius pada saat operasi tadi
dek" jawab mama. "Masih lama gak ma ayah bangunnya?" Tanya Ara
lagi. "Gak tau mama kapan tepat nya ayah bangun, emang kenapa
dek,"mama yang kini bertanya kepada ara yang ingin sekali ayah nya itu
bangun. "Adek mau nanya sama ayah , sakit gak operasi nya. Soalnya kan
adek juga di operasi setelah ayah pulang" jelas Ara. Mama yang melihat
kalau Ara takut untuk operasi amandel berusaha meyakinkan anaknya itu , karena
susah untuk bujuk ara untuk mau operasi padahal niat mama itu baik ia tidak mau
sering terjadi radang amandel kepada anak nya yang membuat sering jatuh sakit.
"Gak sakit kok dek , operasi amandel itu cuman operasi biasa. Besok aja
ayah sudah boleh pulang" yakin mama kepada Ara. "Iya dek , abang sih
mau operasi karena setalah operasi abang bebas makan es krim
banyak-banyak" kata Aran. Ara yang mendengar itupun matanya langsung
berbinar dan akhirnya mengiyakan untuk mau melakukan operasi.
Malamnya Ayah sudah bangun dan sedang makan.
"Yah sakit gak pas di operasi tadi?" Tanya ara sambil memakan buah
yang dikasih sama ayahnya. "Gak sakit dek , pas masuk ruangan operasi tadi
aja ayaj langsung tidur" jawab ayah. "Iyasih , bahkan sampai di
ruangan kamar aja ayah masih tidur" kata ara.
"Nah itu
adek tahu , lagian setelah operasi amandel ayah di kasih banyak es krim , adek
kalau operasi pasti juga bakal di kasih es krim yang banyak adek gak mau?"
Kata ayah sakaligus menyakinkan anak bungsu nya itu untul operasi.
"MAUUUU.... tapi adek cuman sedikit takut aja yah" jawab Ara.
"Dih apa coba yang di takutin abang aja berani , cemen nih adek" ejek
Aran yang ikut nimbrung pada percakapan ayah dan adiknya itu. Mendengar itu Ara
tidak terima "mana ada adek takut , orang cuman sedikit cemas "
bantah Ara. "Dih cemas sama takut itu sama adekkk" geram Aran kepada
Ara. Mama yang melihat Ara akan membantah lagi langsung memotong "sudah -
sudah jangan adu mulut sekarang ini udah malam dan ayah butuh istirahat biar
besok sudah pulang" jelas mama yang membuat kedua anak kembar itu langsung
diam , dan mengiyakan kata sang mama. Dan besok paginyapun ayah benar - benar
sudah boleh pulang
Dua hari
setelah ayah pulang dari rumah sakit , Aran dan Ara melakukan pengecekan
sebelum besok untuk melakukan operasi. Mama sengaja mempercepat operasi Aran
dan Ara karena setelah mereka operasi dua hari setelah nya atau 3 hari , kakak
juga akan di operasi amandel juga.
Setelah
melakukan pengecekan dan hasilnya sehat , malamnya Aran dan Ara menginap di
rumah sakit karena besok pagi sudah di lakukan operasi. "Bang takut gak
besok?"tanya Ara kepada Aran. "Gak, cuman operasi ringan ini dek gak
akan bikin mati juga"kata Aran tenang "tapi kan serem bang , kita
inikan masih kecil masa udah di operasi aja" jawab Ara lagi. "Kecil
apanya kita ini umur 8 tahun udah kelas 3 sd dan sebentarlagi mau naik kelas 4
dek," jelas Aran kepada Ara yang memang orang yang penakut. "Sudah -
sudah tidur lagi biar besok bisa operasi nya" lerai mama , dan mereka
langsung menurutinya.
Paginyapun
sudah tiba tepat nya sekarang jam menunjukkan pukul 10.00 pagi. Ara sedang
mondar - mandir gak jelas di luar ruangan operasi dengan perasaan yang takut ,
dan Aran sudah mulai operasi setengah jam yang lalu. Ara sengaja menyuruh abang
nya saja yang deluan daripada dirinya. 2 jam sudah berlalu dan akhirnya Aran
sudah keluar dari ruang operasi dan di bawa ke ruangan kamar dengan keadaan
tidur karena obat bius. Setelahnyapun Ara di panggil untuk operasi.
Memasukan Ara
ke ruangan operasi bukan hal yang mudah , karena ia sempat berontak dan menangis
sambil memeluk ayah nya untuk tidak jadi operasi. Untungnya ayah bisa membujuk
Ara untuk mau operasi dan ditemani oleh ayahnya. Pada saat Ara operasi dokter
memberi Ara obat bius sebanyak 2 kali , karena Ara sangat susah untuk tidur dan
setelah di beri ia pun tertidur.
Tak lama
setelah itu Operasi Ara berjalan lancar dan pada saat dibawa keluar dari
ruangan operasi kondisi ara berbeda dengan aran dan ayah. Dimana ia bangun
dengan mata yang berair dan tali infus yang berdarah karena ara yang banyak
bergerak. Sesampai nya di ruangan kamar ara menangis dan mengadu kepada mamanya
"mama bohong katanya gak sakit ,tapi nih sakit , apalagi nelen" kata
ara sambil menangis. Mama yang melihat itupun menenangkan ara"ya tapi kan
itu sebentar aja dek , enter adek bakal mama kasih es krim yang banyak mau?
"Bujuk mama." Mauu , mana adek mau makan sekarang" minta ara
kepada mama." Nanti setelah adek kentut , karena adek habis operasi harus
puasa dulu sampai adek kentut." "Ohh gitu , repot amat ma"
ngeluh ara karena ia gak bisa makan es krim. "Yaudah gak papa , sini mama
kompresi batu es di leher adek supaya darahnya beku setelah habis operasi"
kata mama sambil meletakkan kompresan batu es yang memang di suruh oleh dokter.
"Ma , yah
liat ada benang di tenggorokan adek" beritahu Ara kepada mama dan ayah
yang sedang menyantai di ruangan itu. "Oh gak papa dek , itu akan lepas
dengan sendirinya jangan di apa apain" jelas Ayah kepada Ara. "Tapi
abang udah gak ada lagi yah" kata Aran menanggapi nya. "Itu karena
abang makanya banyak sedangkan adek makannnya dikit dan susah , makanya tali
nya belum putus" kata mama yang ikut nimbrung.
"Gimana
mau lahap makannya orang nelan aja sakit ma" bantah ara. "Emang abang
gak sakit nelan?" Tanya ara kepada saudara kembarnya itu , karena terlihat
tidak sakit sedangkan ara sangat
menderita pada saat makan. "Sakit sih sedikit tapi abang tahan agar cepat
sembuh , gak kayak adek yang lebay banget". Ara yang di mendengar seperti
itupun tidak terima." Sudah , adek kalau mau cepat sembuh harus banyak
makannya" kata ayah yang menengahi mereka yang sudah siap akan berantam ,
setelahnya mereka memutuskan untuk beristirahat karena besok Aran dan Ara sudah
boleh pulang.
Sebulan
setelah operasi anandel masal , yang dilakukan oleh ayah , aran , ara , dan bahkan
kakak yang juga sudah melakukan operasi kecuali mama yang tidak operasi. Karena
ia jarang sekali kambuh randang amandel serta mama sangat tidak suka es krim
dan menjaga pola makan yang sehat. Setelah melakukan operasi Ara sangat senang
karena ia bebas makan es krin dan ciki ciki tanpa khawatir akan kambuh radang
amandel yang sangat menderita dan menyusahkan.
4. MASUK
PESANTREN!?
9 tahun
kemudian.... diamana saat ini usia si kembar sudah 12 tahun dan mereka sudah
menduduki bangku smp. Namun mereka tak seperti dulu , dimana mereka beda
sekolah dan Aran masuk pesantren. Walaupun pesantren Aran tidak terlalu jauh
dari rumah dan masih di jambi membuat mereka jarang bertemu dan berantem.
Bahkan mamapun sering merindukan anak putranya itu , meski mama juga lumayan
sering mengunjungi pesantren yang di tinggal Aran. Keadaan rumah tidak seramai
dan seberisik dulu , dimana dulu sering sekali ada adegan bereantam si A Twints
yang menjadi penghibur lara bagi orang rumah. Sebenarnya Ara juga hampir mau di
masukkan pesantren yang sama kayak Aran yang membuat Ara nangis karena ia tidak
mau dan juga tidak bisa membatah ayah nya itu. Namun untungnya pada saat itu
pesantren itu belum buka untuk permpuan dan baru laki - laki. Pesantren itu
juga baru 2 tahun berdiri , akhirnya Ara di masukan di sekolah swasta bernama
QYTI school jambi.
Sejujurnya
terkadang Ara juga merindukan saudara kembarnya itu , meski sering berantem dan
terkadang nangis ulah Aran tak membuatnya untuk membenci abang nya itu.
Semenjak Aran melarang mama untuk sering membawa Adek dan kakak pergi ke
pesantren tersebut membuat ara semakin jarang bertemu. Aran melarangnya karena
ia tidak mau mebuat adek nya itu menjadi pusat perhartian santri sana , bahkan mereka menanyakan kepada Aran terkait
adiknya itu. Jarang bertemu dan pulang setahun sekali membuat mereka jadi tidak
sedekat dulu lagi di tambah ara menghadapi banyak tugas dari sekolah nya itu.
Semenjak Aran
masuk pesantren , mereka sering dibanding - bandingkan yang membuat Ara muak.
Karena jujur ara akui memang Aran lebih pintar dari dirinya. Ditambah Aran yang
dapat pringkat 1 dari kelas 1 - 2 smp, sedangkan ara yang sering dapat pringkat
6-7 pada saat smp dan jarang masuk 5 besar , serta hapalan Aran yang sangat
banyak dari dirinya. Terkadang ara jenuh namun ia tetap berusaha belajar.
Pernah sangking muak ara bilang kalau abang itu banyak hapalannya itu wajar
karena ia sanrtri di pesantren yang banyak waktu muroja'ah dan muhafadzah nya ,
dan di pesantren abang juga dikit pelajaran umum dan banyak agama dan nilainya
tinggi di pelajaran agama tapi gak di umum kecuali mtk. Sedangkan Ara hapalan
nya cukup banyak untuk murid di sekolah swasta yang jarang waktu muroja'ah nya
ada, dan nilai di pelajaran umum nya tinggi dan untuk agamanya juga walaupun mapel
agama tidak banyak. Semenjak ara bilang seperti itu mama memahami dan
sejujurnya mama tidak terlalu mempermasalahkan soal pringkat kepada anak -
anaknya itu , asal niai nya stabil. Tapi tidak dengan ayah yang memperhatikan
pringkat dan minimal harus masuk 10 besar , meski ayah tidak mengatakan nya
secara langsung tetapi ara tahu itu.
Bahkan sampai
sekarang dimana Ara sudah duduk di bangku 12 sma. Dan Aran sudah pindah ke
pesantren yang ada di jawa. Pada saat kls 11 pringkat Ara tidak setabil ,
tetapi nilainya tetap stabil. Di mana pada saat ujian semester 2 mendapat
pringkat 8. Dan respons ayahku "kok turun?". Karena di ujian
sebelumnya aku mendapatkan pringkat 6 , jujur saja Ara akui ia memang jarang
belajar pada saat ujian semester 2 cendrung banyak bermain handphone , oleh
karena itu ia tidak kaget kalau ia pringkat ia akan turun. Ayah tidak marah
jika pringkat Ara turun , tetapi ia hanya kecewa karena ia tahu kalau Ara itu
bisa jika dia lebih rajin dan giat belajar. Dan Ara tahu akan hal itu , sifat buruk
Ara yang sulit untuk di hilangkan yaitu sifat malas atau jaman sekarang di
bilang mager. Bahkan sampai detik inipun sifat itu belum hilang , tetapi Ara
berusaha mencoba untuk mengurangi mager nya itu. Di tambah saat ini ia sudah
kelas 12 dan gak bisa main - main kayak dulu lagi karena ia ingin kuliah dan
harus mendapatkan nilai yang bagus dan stabil.
Bicara soal
kuliah ada hal yang menbuat Ara kesal. Dimana ia akan tetap diantar dan
dijemput atau bisa dibilang belum di bolehin bawa motor sendiri. Ara tahu dan
memahami alasan mamanya yang tidak mengizinkan ia untuk membawa motor karena ,
ara sudah 3 kali jatuh dari motor sebagai penumpang dan pernah jatuh bersama
kakak juga bahkan sampai kakak masuk rumah sakit selama 1 minggu lebih. Hal itu
yang membuat mama trauma.
Sekarang kakak
juga tidak di bolehkan membawa motor jika di jalan lintas besar kecuali ada
mama atau ayah yang ikut mendapingi. Bisa di bilang kalau mama ara termasuk
strikc parents dan itu yang terkadang membuat ara jengah , jenuh dan kesal.
Bahkan Ara terkadang bohong kepada mama nya kalau ia bermain ke rumah kawan dan
pergi ke sana menggunakan grab atau mobil. Padahal nyatanya ia naik motor sama
temannya , ara tahu ia salah karena berbohong kepada mama , tetapi Ara juga
capek jika harus di kekang. Kemana - mana harus di antar bahkan boncengan sama
kawan sendiri juga tidak boleh.
Ara sudah
berusaha bilang kepada mamanya kalau ia ingin bawa motor jika kuliah , tetapi
jawaban mama tetap sama dengan jawabannya yaitu tidak boleh. Dan bahkan mama
sudah menyiapkan tempat kuliah Ara yang cukup dekat dari rumah , jadi mama gak
terlalu jauh untuk mengantarkannya dan bahkan kos. Mama mengatakan ia akan
membolehkan ara membawa motor sendiri jika trauma mama sudah hilang. Tetapi ara
yakin kalau trauma itu akan lama hilang bahkan bisa tidak hilang jika mama
tidak berusaha untuk keluar dari zona takut tersebut.
Sudah beberapa
kali ara berdebat dengan mama sampai pernah ara nangis tetapi mama tetap
bertahan pada pendiriannya. Akhirnya ara memutuskan untuk menyerah dan tak
peduli lagi cukup jalani saja. Sampai sekarang ara masih di antar dan di jemput
dan ara gak tau akan sampai berama lama akan begitu , apakah akan dalam 2 - 3
tahun ke depan atau sampai Ara menikah.
Saat ini ara
menjalani hari yang bisa - biasa saja , terkadang sedih , senang , jenuh ,
mager. Di tambah tumpukan tugas yang sangat banyak karena bentar lagi akan
melakukan ujian mid semester. Sekolah Sma yang ara duduki sama dengan
sekolahnya waktu smp yaitu QYTI School jambi. Tentang Aran saat ini ara jarang
mendengar kabar darinya karena ia belum menelpon mama dan ayah yang membuat
orang rumah merindukan aran. Karena terakhir kali aran menelpon sudah 4 bulan
yang lalu pada saat ia meminta mama untuk membuatkan ia rendang dan
mengirmkannya ke jawa. Mungkin ia sedang sibuk karena sebentar lagi akan ujian
mid , fikir ara karena ia pun juga sibuk dengan tumpukan tugas seperti soal
review yang sangatlah banyak.
Kita tidak
tahu masa depan yang akan datang dan di lalui oleh dua anak kembar yang sangat
berbeda baik fisik maupun non fisik. Meski banyak perbedaan tidak membuat
saudara kembar itu menjadi canggung atau tidak dekat. Malah sebaliknya mereka
sangat dekat dan saling menyayangi sesama meski sering berantem yang sampai
detik ini , jika Aran pulang dan bertemu dengan Ara pasti akan berantem
walaupun tidak sesering dulu dan berantem yang saat ini hanya bersifat gurauan
atau candaan karena usia mereka yang sudah remaja dan mau menuju dewasa.
"Ini saja cerita dari A twints yang sampai sekarang belum
bertemu karena berbeda kota dan sekolah dan sibuk dengan meraih pendidikan nya
masing - masing dan akah menghadapi masa kuliah yang suli dan rumit. Bagaimana
A twints akan mengahadapinya , dan apakah ara masih tidak boleh membawa
motor..... Coming soon ( maybe 🤔?)
P : 'daun'.
Komentar
Posting Komentar